Game Call of Duty: Black Ops 6 Dilarang di Kuwait, Pemerintah Khawatir dengan Isi Konten Perang Teluk

 

DGI Media - Game Call of Duty: Black Ops 6 resmi dilarang beredar di Kuwait, diduga karena kekhawatiran pemerintah terkait penggambaran Saddam Hussein dan Perang Teluk 1990-an dalam game tersebut. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang Kuwait, Activision selaku pengembang game telah mengonfirmasi kepada Polygon bahwa Black Ops 6 belum mendapatkan persetujuan untuk dirilis di Kuwait.

Para pemain yang telah melakukan pre-order di Kuwait akan menerima pengembalian dana. "Kami berharap pemerintah Kuwait dapat mempertimbangkan kembali keputusan ini, agar para penggemar di sana dapat menikmati seri terbaru dari Black Ops ini," ujar perwakilan Activision. Hingga berita ini diterbitkan, Kamar Dagang dan Industri Kuwait belum menanggapi permintaan komentar dari Polygon.

Black Ops 6 dirilis pada hari Jumat sebagai bagian terbaru dari franchise populer Activision. Walaupun judulnya menyebut angka 6, ini sebenarnya adalah game ketujuh dalam seri Black Ops setelah Call of Duty: Black Ops Cold War yang rilis pada 2020. Setting game ini berada di awal 1990-an, dengan fokus pada misi rahasia di tengah setting perang bersejarah, salah satunya Perang Teluk ketika Saddam Hussein menginvasi Kuwait selama 42 hari, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan ekonomi besar-besaran.

Dalam trailer game, Activision menyisipkan rekaman arsip Presiden AS George W. Bush dan Bill Clinton yang berbaur dengan cuplikan dalam game. Salah satu adegan menampilkan sumur minyak yang terbakar, mengingatkan pada peristiwa saat militer Irak membakar 700 sumur minyak di Kuwait. Penggambaran ini tampaknya memicu kekhawatiran Kuwait terhadap trauma kolektif Perang Teluk.

Menurut seorang analis game lokal, "Langkah ini mungkin tampak dramatis, karena gamer dapat tetap membelinya melalui VPN atau pasar gelap. Namun, yang lebih menarik adalah motivasi pemerintah Kuwait untuk memblokir game yang menggambarkan periode traumatis bagi mereka." Dikatakannya, hingga kini, masyarakat Kuwait masih sulit untuk berdamai dengan kenangan pahit Perang Teluk.

Call of Duty sebelumnya juga mengalami pelarangan di beberapa negara karena penggambaran perang yang sensitif. Call of Duty: Black Ops 2 sempat diblokir di Pakistan, sedangkan Modern Warfare 2 melakukan penyensoran sendiri di Rusia. China juga dilaporkan pernah melarang trailer Black Ops Cold War yang menampilkan cuplikan tragedi Tiananmen.

Cek breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu lewat WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaoP2SVEquiOts6FdV0M

Kata Kunci: Call of Duty: Black Ops 6, Perang Teluk, Saddam Hussein, Kuwait, banned, Activision, game kontroversial, VPN, sumur minyak terbakar.

0 Komentar